Jumat, 22 Agustus 2008

IKLAN GUDANG GARAM DI HARI KEMERDEKAAN

IKLAN GUDANG GARAM

MERDEKA DAN NURANI

Sebuah iklan yang begitu menggugah, yang dipersembahkan oleh Gudang Garam bagi negri Indonesia tercinta ini seharusnya mengetuk hati kita. Iklan di hari kemerdekaan RI yang ke-63 ini kalau kita amati merupakan sebuah sindiran tajam bagi kita warga Indonesia yang beradat Timur, yang beretika dan memegang teguh penghargaan terhadap diri orang lain. Sejak dahulu, secara turun temurun ada pewarisan budaya untuk tolong menolong dengan ikhlas hati dan adanya jiwa untuk menghargai orang lain.

Memang budaya yang demikian kental dimiliki penduduk Indonesia menjadikan ciri bangsa ini sebagai bangsa yang ramah, dan mungkin inilah yang selalu menjadikan bangsa kita bangsa yang selalu kalah dalam persaingan dunia. Bangsa ini pernah terjajah lebih dari 350 tahun, dengan dua bangsa penjajah yaitu Belanda dan Jepang.

Dahulu memang bangsa ini adalah bangsa budak, yang dianggap tidak berkutik di hadapan lawan, meski banyak perlawanan di berbagai wilayah nusantara ketika itu. Rakyat bersatu menumpas lawan yang ingin mengambil hak hidup mereka di negri nan kaya raya hasil bumi ini. Saling bahu membahu menjaga lestarinya kehidupan mereka dan kita anak cucunya.

Demikianlah rasanya yang ingin ditonjolkan dalam iklan Kemerdekaan Gudang Garam tersebut, ingin kembali mengingatkan pada kita anak cucu bangsa kaya yang selalu tunduk pada kekuasaan, hingga kita kini sudah melupakan kaidah dasar hidup kita sebagai orang Timur yang memiliki hati nurani. Banyak tindakan kita yang seperti penjajah, seperti contoh adalah kasus korupsi, dimana seharusnya para koruptor memiliki nurani dan memegang tanggung jawab untuk menolong rakyat yang menederita, tetapi toh mereka merampas yang jadi milik rakyat, dan menyangkal diri bahwa tindakan mereka adalah semata-mata hak yang memang harus diterima atas kinerja mereka untuk memperjuangkan masalah satu pihak yang memiliki kepentingan untuk merugikan bangsa ini.

Dengan iklan itu kita diingatkan kembali untuk mencari serpihan hati nurani yang mendorong kita untuk berempati, saling tolong menolong dengan sesama, tanpa memandang perbedaan yang melekat dalam diri mereka, asalkan kita ikhlas untuk memberi maka begitu besar nantinya yang akan kita terima, entah di jagad ini maupun di lain tempat yang menyimpan segala keindahan Ilahi.

MERDEKA bukan berarti bisa berbuat yang melukai orang lain, merampas yang bukan hak kita, dan mempertajam berbagai perbedaan. MERDEKA adalah bagaimana kita kembali pada hati nurani yang benar, carilah dengan renungan.

Tidak ada komentar: